Bareksa.com - Tim Analis Bareksa merekomendasikan reksadana indeks dan reksadana saham seperti Avrist LQ45, Principal IDX30 Kelas O, TRIM Kapital Plus dan Prospera Bijak untuk dijadikan pilihan imvestasi, saat pasar saham mengalami penurunan. Sebab, strategi itu terbukti berpotensi memberikan imbal hasil optimal bagi investor.
Tim Analis Bareksa menjelaskan, ketika pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan turun menyentuh level 6.600-an, kemudian terjadi pembalikan arah cukup cepat hingga ke level 6.809 pada Jumat (10/11/2023). Hal ini mendongkrak kinerja reksadana saham dan indeks hingga 4% hanya dalam beberapa hari.
Reksadana | Dana Kelolaan per Oktober 2023 | Imbal Hasil | |
1 Januari - 10 November 2023 | 3 Tahun | ||
Prospera Bijak | Rp112,05 miliar | 7,13% | 26,23% |
Avrist Indeks LQ45 | Rp555,09 miliar | -0,26% | 14,54% |
Principal Index IDX30 Kelas O | Rp64,97 miliar | -0,44% | 6,23% |
TRIM Kapital Plus | Rp270,92 miliar | 8,16% | 44,95% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, kinerja per 10 November 2023
Investasi Prospera Bijak di Sini
Investasi Avrist Indeks LQ45 di Sini
Investasi Trim Kapital Plus di Sini
Tim Analis Bareksa menilai level IHSG 6.600-6.700, merupakan level yang menarik untuk akumulasi investasi dalam jumlah lebih banyak, dibandingkan saat IHSG di level 6.700-6.800.
Pembalikan Arah yang Cepat dan Strategi DCA (Averaging) Bisa Jadi Kunci Utama
Sumber: Bareksa
Ada dua hal yang perlu dicermati, kenapa investasi di bulan November menarik:
1. Ada faktor musiman di bulan November, di mana IHSG mencatatkan rapor merah 7 kali dalam 10 tahun terakhir. Kemudian saat bulan Desember memberikan peluang imbal hasil positif hingga 90% untuk periode yang sama. Hal Ini bisa menjadi acuan di mana investor yang ingin mendapatkan momentum investasi bisa melakukan akumulasi investasi selama bulan November.
2. Tim Analis Bareksa menilai suku bunga bank sentral global sudah mendekati puncaknya setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve memberikan sinyal bahwa potensi penaikkan suku bunga maksimal 0,25% lagi, dari level saat ini 5,25-5,5%.
Dengan demikian terbuka peluang bagi Bank Indonesia, bakal mulai menurunkan suku bunga acuannya pada semester II 2024. Proyeksi ini didasari oleh inflasi yang stabil di kisaran 2-3%, serta harga energi terutama minyak yang kemungkinan akan tetap berada di rentang US$70-80 per barel, sehingga inflasi akan lebih terjaga ke depannya.
Suku Bunga Bank Sentral Global Hampir Mencapai Puncaknya
Sumber: Bloomberg Economics
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.